Menuju Hidup Zero Waste: Masyarakat RW20 Kelurahan
Dangdeur, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat
Ya, ini
merupakan langkah awal perubahan pola hidup yang akan diterapkan oleh
masyarakat RW 20 Kelurahan Dangdeur, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Diawali Langkah awal ini dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang gaya hidup Zero Waste, melalui pelatihan Zero Waste
Lifestyle yang diberikan oleh YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan
Bioteknologi) pada hari Kamis, 04 Februari 2016 lalu. Pelatihan ini diadakan
oleh sebuah komunitas bernama Rumah Inspirasi Subang dan dibantu oleh program CSR dari PT. Pertamina EP Asset 3 Subang Field.
Peserta pelatihan ini sendiri merupakan anggota
komunitas dan warga setempat yang terdiri dari Karang Taruna; RW/RT; ibu rumah
tangga; dan kader-kader lingkungan di wilayah setempat. Semangat dan antusias
peserta terlihat dari banyaknya interaksi tanya jawab pada sesi pertama pelatihan
yakni game “Granat” yang mengisyaratkan bahwa sampah merupakan bom waktu yang
sewaktu-waktu akan meledak. Dari game ini, kemudian peserta diajak untuk
menceritakan bagaimana pola penanganan sampah yang selama ini terjadi di daerah
sekitar Rumah Inspirasi Subang.
Penanganan sampah
yang selama ini terjadi!
Sampah
dari rumah dibuang ke tempat sampah di depan rumah. Setelah itu, setiap hari
senin, rabu, dan sabtu, ada yang mengangkut sampah (petugas sampah) - lalu
dibuang ke TPA, dan ada yang dibuang ke hutan
bambu dan dibakar,” ujar salah seorang peserta pelatihan ketika ditanya oleh
trainer tentang “bagaimana perjalanan sampah yang selama ini terjadi.” Hampir
semua pola penanganan sampah di Indonesia rata-rata seperti diatas, yang pada
akhirnya hanya memindahkan sampah ke TPS hingga TPA, bahkan lebih buruk lagi di
bakar, dan lainnya. Begitu pula yang terjadi di lingkungan sekitar Rumah
Inspirasi Subang. Dan pola ini adalah masalah yang harus diselesaikan!
Kenapa jadi masalah?!
Berbagai
pemaparan yang disampaikan oleh trainer tentang bahaya sampah ketika
penanganannya tidak baik, seperti racun, gangguan kesehatan atau penyakit mulai
dari penyakit ringan hingga penyakit berat seperti kanker, cacat fisik, dan
lain sebagainya. Serta dampak lain seperti biaya yang sangat besar yang harus
dikeluarkan oleh kita semua (masyarakat) melalui pemerintah hanya untuk proses
pengangkutan yang memakan biaya lebih dari 300 juta per hari, dan dampak-dampak
lainnya.
Peserta hanya
terdiam dan benar-benar menyimak dengan serius pemaparan yang telah disampaikan
dan beberapa peserta melontarkan komentar tentang data-data ini, seperti “gak
nyangka, terus kita harus bagaimana?”
Pisahkan – Manfaatkan!
Cukup
dengan dua langkah sederhana! Pisahkan dan Manfaatkan, dua kata kerja inilah
yang akan membantu masyarakat RW 20 Kelurahan Dangdeur, Kec. Subang, Kabupaten
Subang, Jawa Barat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut diatas. Ya.
Sesimple itu. Pisahkan sampah sesuai pemilahan dan penempatannya dan
Manfaatkan, dengan begitu 70% masalah sampah akan terseselesaikan. Pemanfaatan
tersebut dilkakukan dengan cara mengubah sampah organik menjadi kompos dan non
organik didaur ulang dan/atau digunakan kembali (reuse). Pada tahap selanjutnya, dilakukan reduce atau pengurangan timbulan sampah dari sumbernya.
Diakhir
acara, peserta pelatihan diajak untuk berkomitmen untuk menerapkan materi
pelatihan yang telah disampaikan. Dan satu persatu peserta pelatihan
menyampikan komitmennya, ada yang mengatakan “Menyetop sampah ke selokan;
Membuang sampah sesuai dengan pemisahannya (Organis dan Non Organis);
Mengurangi membuang sampah; Memisahkan sampah sejak awal dan mempublikasikannya
ke warga (catatan- perlu penyediaan fasilitas); Tidak membuang sampah
sembarangan; Menyediakan alat, mengajak orang terdekat (keluarga dan tetangga),
dan memberi reward bagi yang melaksanakan dan sanksi bagi yang melanggar;
Mengurangi sampah; Beli tempat sampah terpisah untuk di rumah” dan lain
sebagainya. Mulai dari komitmen dan menerapkan dua langkah sederhana dalam
penanganan sampah ini, akan membawa anggota komunitas Rumah Inspirasi Subang
dan masyarakat sekitarnya untuk menuju hidup zero waste.
About the Author
Organisasi non-profit dan non-pemerintah yang dirintis sejak tahun 1993. Selama lebih dari 20 tahun, YPBB mendedikasikan diri untuk membantu masyarakat mencapai kualitas hidup yang tinggi dan berkelanjutan, baik di masa kini maupun di masa generasi mendatang, melalui gaya hidup selaras alam (atau organis).
0 komentar