Buanglah Sampah Pada Tempatnya
"Buanglah sampah pada tempatnya"
Slogan ini sering kita dengar dan lihat dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai dari tempelan sticker atau plank di berbagai tempat-tempat publik sampai himbauan verbal dari para orang tua kita. Tapi slogan tersebut (sampai saat ini) belum menjadi solusi dari upaya penyadaran masyarakat akan bahaya sampah, ini bisa kita lihat dari banyaknya tumpukan sampah disekitar kita.
Tepat pada 21 Februari sembilan tahun yang lalu, dimana terjadi satu peristiwa yang cukup miris dan memakan 143 jiwa kehilangan nyawanya yaitu longsornya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwi Gajah, dan untuk menghormati para korban dan mengingatkan kita akan tragedi tersebut tanggal 21 Februari diperingati sebagai hari peduli sampah.
TPA Leuwi Gajah (doc by Kliping Cyber Media)
Hampir 1 dekade setelah tragedi tersebut, apakah tata kelola dan perilaku masyarakat terhadap sampah menjadi lebih baik? Kita masih bisa melihat banyaknya timbulan-timbulan sampah di jalanan, selokan, dan sungai. Dengan sistem pengelolaan sampah yang ada saat ini, kita hanya menunda masalah serupa di tahun 2005 berulang. Sekarang sampah yang kita hasilkan hanya diangkut menuju Tempat Pembuangan Sementara (TPS) lalu diangkut kembali ke TPA. Melihat hal itu kita bisa menghitung berapa banyak lahan yang dibutuhkan untuk TPS dan TPA. Dengan begitu kita perlu lahan yang sangat luas untuk menampung volume akhir sampah kota Bandung (Kota bandung sendiri memiliki masalah pada lahan untuk TPS). Dikutip dari berita di National Geograpic, "Tiap tahunnya, kota-kota di dunia menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton. Dan diperkirakan oleh Bank Dunia, pada tahun 2025, jumlah ini bertambah hingga 2,2 miliar ton", jumlah yang sangat fantastis bukan, dan tentu saja dari data diatas kita tidak menginginkan tragedi Leuwi Gajah terjadi berulang dimanapun di belahan dunia ini.
Perlu langkah nyata untuk menurunkan jumlah sampah yang dihasilkan serta mendorong warga untuk terlibat aktif untuk peduli dan bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan. Hal ini karena permasalah sampah ini bukan hanya kewajiban pemerintah untuk membereskannya tapi tanggung jawab bersama serta yang lebih penting lagi adalah tanggung jawab manusia pada alam yang telah memberi kehidupan.
Melalui tulisan "Refleksi Ledakan Timbunan Sampah TPA Leuwi Gajah" yang dibuat oleh Muhammad Arif (relawan YPBB) berbagi pendapat dan refleksi mereka tentang apa yang sedang terjadi disekeliling kita (khususnya permasalahan sampah) dihari peduli sampah kali ini.
Selamat membaca.
0 komentar