#7hariKonsistenZW dalam Rangka #25tahunYPBB

Hampir 25 tahun Perkumpulan YPBB bersama anda!

Perkumpulan YPBB adalah organisasi non-profit, yang selama hampir 25 tahun telah mendedikasikan diri untuk membantu masyarakat mencapai kualitas hidup umat manusia yang tinggi, untuk generasi sekarang dan terlebih untuk anak cucu kita melalui gaya hidup selaras dengan alam. YPBB mempromosikan inovasi-inovasi terbaik pola hidup organis dan membantu masyarakat mengadopsi pola hidup tersebut secara efektif melalui program-program edukasi, dukungan kelompok, pengorganisasian masyarakat, serta dukungan teknologi dan infrastruktur.  Saat ini YPBB telah dikenal dengan kepemimpinannya dalam isu hidup organis, khususnya dengan kampanye utamanya saat ini yaitu #ZeroWaste.

Tepatnya tanggal 2 Juni nanti, YPBB akan mencapai usianya yang ke 25. 25 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dapat KONSISTEN dalam mewujudkan visi dan menjalankan misinya.

Konsistensi juga adalah kunci utama di dalam perubahan perilaku kita dalam mengelola sampah di rumah, kawasan dan kota. Dalam rangka #25tahunYPBB, kami menghadirkan sebuah tantangan #7hariKonsistenZW!



Dalam tantangan #7hariKonsistenZW, Anda diajak untuk mencoba gaya hidup #ZeroWaste selama seminggu penuh mulai tanggal 26 Mei hingga 1 Juni 2018. Jangan khawatir, Anda dapat memulai dari hal-hal kecil!

Ketentuan Tantangan #7hariKonsistenZW: 


  1. Pastikan anda sudah mengikuti akun instagram @ypbbbandung
  2. Posting pengalaman anda dalam menjalani gaya hidup #ZeroWaste dalam seminggu berturut-turut pada tanggal 26 Mei - 1 Juni 2018 di akun Instagram pribadi Anda. Postingan dapat berupa foto/video. Postingan ini bisa menjadi dokumentasi bagaimana hebatnya usaha anda saat berupaya mengurangi sampah dari rumah dan tempat aktivitas.
  3. Cantumkan hashtag #25tahunYPBB #7hariKonsistenZW pada setiap postingan anda
  4. Mention 1 teman Anda untuk mengikuti tantangan #7hariKonsistenZW setiap melakukan posting
  5. Jangan lupa untuk tag @ypbbbandung dalam foto/video postingannya.
  6. Repost postingan ini agar semakin banyak yang mencoba tantangan #7hariKonsistenZW


Yuk ikut! Siapa tahu postingan Anda menginspirasi mereka yang belum konsisten melakukan gaya hidup #ZeroWaste.



Zero Waste Event di Dalam Kegiatan IZWCC


Kegiatan International Zero Waste Cities Conference (IZWCC) telah berlangsung pada 5-7 Maret 2018 di Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung. Acara ini merupakan sebuah forum yang menyajikan konsep circular city kepada kepala daerah dan pimpinan perangkat daerah sebagai solusi bagi masalah sampah, serta pada saat yang sama, menciptakan sumber daya bagi pembangunan kota.

Dalam kegiatan IZWCC ini diterapkan sistem Zero Waste Event (ZWE) yaitu sebuah sistem pengelolaan sampah yang diterapkan pada suatu kegiatan (event). Dengan menerapkan sistem ZWE, event yang diselenggarakan menerapkan sebuah sistem pengelolaan sampah untuk meminimalisasi sampah menuju nol sampah (zero waste). Selain itu, secara tidak langsung event yang menerapkan sistem ZWE bisa menjadi sebuah media edukasi, kita seperti menciptakan sebuah “dunia kecil” yang kondusif untuk belajar memperlakukan barang yang sudah tidak terpakai (mengelola sampah).

Waktu untuk mempersiapkan sistem ZWE dalam IZWCC ini relatif singkat, namun masih ada beberapa hal yang dapat diupayakan dalam aspek Zero Waste Event oleh tim YPBB.

Upaya pemilahan: Zero Waste Spot

Zero Waste Spot (ZWS) adalah tempat ‘sampah’ sementara yang tersebar di area event.. Pada acara IZWCC, ZWS diletakkan di beberapa titik. Sarana yang disediakan di setiap titik ZWS  yaitu:
  • Tempat sampah sisa makanan
  • Tempat sampah lainnya
  • Wadah untuk piring dan sendok yang berupa tray atau meja
  • Kursi untuk tempat duduk relawan edukasi
Contoh Zero Waste Spot

Contoh Zero Waste Spot

Setiap titik tempat sampah disertai oleh 1 orang relawan edukasi yang berperan memberi penjelasan tentang cara memisah sampah dan (bila ada) menjawab pertanyaan terkait dengan sistem persampahan di kegiatan IZWCC. Sejumlah waiter hotel turut membantu menjalankan peranan relawan edukasi dalam aspek memberikan penjelasan teknis pemisahan sampah dan juga mengangkut sampah bila sudah penuh.

Relawan Edukasi Hari 1 (Bandung)

Tim Edukasi hari 2 (Cimahi)

Tim Edukasi hari 2 (Bandung)

Upaya penginformasian tentang pemilahan sampah di kegiatan ini pun didukung oleh himbauan berulang dari MC pada setiap kesempatan.

Upaya Pengurangan: Penyajian makanan

Terdapat beberapa hal yang disepakati dengan pihak dapur/katering.
  • Tisu dan tusuk gigi adalah 2 jenis barang yang hanya akan dikeluarkan bila diminta oleh peserta.
  • Gula untuk coffea break akan diberikan dalam bentuk curah (bukan sachetan), kopi dan teh jadi sudah tersedia dalam wadah (sehingga dipastikan tidak ada kemasan sachet kopi dan teh)
  • Plastic wrap tidak digunakan untuk snack maupun makan siang.
  • Snack sudah diberi panduan untuk tidak dipilih yang menggunakan kemasan plastik dan kertas paper cup. Penggunaan daun pisang masih diperbolehkan
  • Air minum akan disajikan menggunakan gelas kaca tanpa tutup dari kertas dan tersedia isi ulang bila diperlukan.
Contoh penyajian makanan di ruang pertemuan

Contoh penyajian minuman di dalam ruang pertemuan


Pengelolaan sampah tak hanya dilakukan di dalam gedung pertemuan saja, namun juga dilakukan upaya pengurangan pada tempat peserta menginap.

Upaya Pengurangan: Kamar Peserta

Upaya pengurangan sampah di kamar tamu yang dilakukan adalah:
  • Penggantian kemasan air minum, dari plastik ke kaca. Hal ini dilakukan karena pengadaan galon sebagai fasilitas isi ulang di sekitar kamar tidak memungkinkan.
  • Penggantian kemasan sachet kopi dan gula menjadi berwadah stainles. Masih tersisa potensi sampah dari teh celup karena pihak hotel tidak dapat menyediakan teh bubuk.
  • Pemaksimalan label terkait penghematan air untuk handuk dan seprai
  • Penyediaan sampo dan sabun dalam galon.
Contoh fasilitas makanan dan minuman di kamar hotel

Galon mini untuk sabun yang dapat difungsikan sebagai sampo

Upaya pemilahan: Kamar Peserta

Di dalam kamar adalah disediakan tempat sampah terpisah 2 buah yaitu 1 tempat sampah sisa makanan dan 1 tempat sampah lainnya sehingga diharapkan tamu memilah sejak awal.

Proses pengolahan sampah terpilah

Tentunya semua upaya pengurangan dan pemilahan dari awal ini perlu proses pengolahan lebih lanjut yang tepat. Telah dilakukan koordinasi dengan setiap pengelola tempat kegiatan, seperti misalnya dengan pihak hotel. Pihak hotel ruang pertemuan dan penginapan sampahnya sudah terbiasa dipilah (walaupun yang memilah adalah pegawai hotel) dan sampahnya disimpan secara terpisah dan akan diolah oleh pihak ketiga. Untuk kota Cimahi, dilakukan kerjasama dengan pihak DLH untuk memastikan sampah organisnya terkompos di TPS 3R.

Upaya Pengurangan: Lokasi Kunjungan (Site Visit)

Terdapat 10 titik yang dikunjungi oleh peserta yang tersebar di 3 kota yaitu Kota Bandung 6 titik, kota Cimahi 3 titik dan kabupaten Bandung 1 titik. Para penanggung jawab site visit telah diinformasikan supaya mengurangi potensi sampah dari awal (mengecek kepada pihak penyedia makanan) dan menyediakan tempat sampah terpilah sehingga dapat memudahkan proses pengelolaan sampah selanjutnya dengan mengajak peserta untuk memisahkan sampah dari awal. Proses penginformasikan tersebut dilakukan pada melalui pertemuan briefing secara langsung. Penanggung jawab lokasi yang tidak dapat hadir tetap mendapatkan mendapatkan informasi lewat media telepon dan whatsapp.

Penyajian di Hijau Lestari Kota Bandung. Air disediakan dalam galon. Peserta tinggal isi ulang tumbler atau gelas plastik reusable yang disediakan oleh pihak Hijau Lestari.

Penyajian makanan di RW 9 Sukaluyu kota Bandung. Sudah tidak terlihat kemasan plastik. Biasanya warga berinisiatif menyajikan kopi dari kemasan sachet, kali ini tak nampak. Mudah-mudahan konsisten di berbagai kegiatan RW lainnya.

Penyajian makanan di Soreang Kabupaten Bandung. Unik dan praktis: bawa gerobaknya sekalian. Minuman disediakan galon

Penyajian makanan di Neglasari Kota Bandung, sudah tidak bersampah dan menggunakan pisin (piring kecil)

Ini yang telah tim YPBB coba upayakan untuk menekan jumlah sampah dari acara IZWCC. Apakah anda juga berminat melakukannya pada kegiatan anda? 









Menginspirasi Mahasiswa Universitas Kebangsaan

Dalam memperingati Hari Bumi internasional yang jatuh pada tanggal 22 April 2018, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) “WASSER” menggelar acara Earth Day Expo bertajuk “Memulai Ide besar dengan Langkah Kecil - #SaveEarth”. Acara ini dilaksanakan pada Sabtu (28/04/18) bertempatkan di Aula Prof. Djojohadikusumo, Jalan Terusan Halimun No. 37 Bandung. Lebih dari 100 mahasiswa, yang tidak hanya dari anggota HMTL, tetapi juga gabungan dari berbagai himpunan mahasiswa se-Universitas Kebangsaan, UKM, dan BEM turut memenuhi tempat duduk dan meramaikan acara. Hadir pula di tengah-tengah peserta yakni Ibu Tri Mulyani, S.T., IL., selaku Ketua Program Studi Teknik Lingkungan dan Bapak Ir. Gede H. Cahyana, M.T. selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.


Anil Saat Sedang Mengenalkan YPBB kepada Para Peserta

Puncak expo ini ditandai dengan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah oleh Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB). Setelah MC memberi kesempatan, Anilawati selaku perwakilan dari YPBB pun kemudian menyampaikan materi yang telah disiapkannya. Beberapa menit pertama, Anil mengenalkan YPBB kepada para peserta kegiatan, dilanjut menonton video bersama mengenai pengelolaan sampah yang yang telah berjalan di RW 09 Sukaluyu, Kota Bandung. Adapun maksud dari pemutaran video tersebut untuk memberikan gambaran bahwa pengolahan sampah yang baik tidak akan pernah tercapai, apabila masyarakat di suatu wilayah belum mau memilah sampah yang dihasilkannya. Banyak cara yang dapat digagas untuk mengetaskan permasalahan itu, salah satunya dengan memberikan SP kepada warga dan bahkan sampah tidak diambil oleh petugas kebersihan.

Usai video diputar, Anil mengajak para peserta untuk mengutarakan pertanyaannya terkait video yang telah ditonton. Sesi Tanya jawab ini diadakan untuk memperdalam pemahaman tentang pelaksaaan system pemilahan di suatu kawasan. Cukup banyak peserta yang mengacungkan jarinya untuk bertanya. Antusias sangat terlihat dari wajah para peserta. Dari sekian pertanyaan, ada satu pertanyaan yang menggelitik dan membuat peserta lain mengangguk-anggukan kepalanya untuk sama-sama ingin segera mengetahui jawabannya. “Sebenarnya, apa sih manfaat untuk masyarakat RW 09 sendiri ketika mereka memilah sampah?”, Ujar Maulana Yusuf, salah satu mahasiswa dari UKM Teater Lima Wajah.

“Dengan adanya upaya pemilahan, maka masyarakat telah mengambil peranannya dalam sistem pengelolaan kawasan. Sebab setiap jenis sampah memiliki karakteristik yang berbeda sehingga penanganannya pun berbeda pula. Apabila sampah tercampur, maka sampah menjadi tidak bisa diolah dan pada akhirnya dibuang ke TPA. Hal ini lah yang memicu tumpukan sampah di TPA semakin menggunung. Kebiasaan mencampur sampah sama artinya dengan mempercepat rutinitas pembuangan sampah ke TPA. Perlu diketahui bahwa, sampah dan dapat mendatangkan keuntungan apabila dikelola dengan tepat. Contohnya saja, sampah organik lunak dapat dijadikan sebagai bahan isian biodegester yang menghasilkan gas metan untuk keperluan memasak, dan sampah organik keras dapat dikomposkan. Sederhana saja, cukup menggunakan lubang pengomposan. Kompos dapat dipanen dan dipakai sebagai media menanam.Begitu pula sampah anorganik, seperti botol dan kertas dapat dijual dan menambah pemasukan petugas sampah”,  ujar Anil menjawab pertanyaan Yusuf.



Sesi Bertanya Terkait Konten Video yang Telah Ditonton Bersama

Usai pertanyaan terjawab, sesi pun dilanjutkan dengan pemaparan materi teknis pemilahan yang direkomendasikan oleh YPBB dan aspek-aspek yang berperan penting dalam pengelolaan sampah.

Menurut YPBB, untuk di kawasan perumahan sampah setidaknya dibagi menjadi 4 macam yaitu sampah organik lunak, sampah organik keras, sampah residu, dan sampah selain sampah organik dan sampah residu. Sampah organik lunak misalnya saja nasi bekas, potongan sayur, dan buah. Sampah organik keras seperti kulit buah, ranting, daun kering, serta tulang. Sampah residu misalnya popok, pembalut, masker, dan sampah selain sampah organik dan sampah residu contohnya adalah botol plastik dan kertas. Spesifikasi wadah masing-masing jenis sampah berbeda satu sama lain. Wadah harus reusable dan dapat menggunakan wadah bekas yang tersedia di rumah, seperti kaleng biskuit, wadah cat, dan ember bekas. Tidak dianjurkan menggunakan plastik sekali pakai seperti keresek karena berpotensi menghasilkan sampah baru.

Sesi Lanjutan tentang Teknis Pemilahan Sampah dan Aspek Pendukung

Anil juga menjelaskan bahwa aspek pembiayaan, sosial budaya, peraturan, kelembagaan, dan teknis operasional sangat mempengaruhi pengelolaan sampah di suatu kawasan. Semua aspek harus saling bersinergi dan memenuhi standar kriteria sesuai kondisi yang direncanakan. Sebagai gambaran, misalnya pengelolaan sampah tidak akan berjalan apabila aspek pembiayaan sebagai dana operasional tidak mendukung. Padahal dalam pengelolaan sampah membutuhkan sarana dan prasarana seperti gerobak sampah dan unit pengolahan yang penyediaannya dengan cara pembelian, juga petugas sampah yang perlu digaji seara layak agar. Selain itu, ditinjau dari aspek sosial budaya, selagi masyarakat masih berpikiran bahwa pemilahan tidak penting, pemilahan sampah adalah tugas dan tanggungjawab pemerintah, dan masyarakat cukup membayar retribusi setiap bulannya, hal ini bisa mengganggu kestabilan dan bahkan membuat upaya pengelolaan sampah terhenti. Hal-hal ini yang perlu diperhatikan pula bila Universitas Kebangsaan ingin memulai pengelolaan sampah terpilah.



Penyerahan Sertifikat Ucapan Terimakasih oleh Ketua HMTL “WASSER” kepada Pemateri
Sesi Poto Bersama dengan Seluruh Peserta Expo



Expo ini kemudian ditutup dengan pemberian sertifikat oleh Ketua HMTL “WASSER” kepada pemateri. Dilanjutkan dengan closing statement dari Bapak Gede. Dalam pidatonya, Bapak Gede menegaskan bahwa Universitas Kebangsaan harus berusaha menjadi kampus yang mau mengelola sampahnya secara mandiri dan ikut andil dalam pelestarian lingkungan. Diharapkan kerjasama antara Universitas Kebangsaan dan YPBB terus terjalin dan saling bersinergi dalam membuat inovasi-inovasi untuk mengetaskan permasalahan persampahan.