8 KOTA DI INDONESIA SIAP ADAPTASI PROGRAM ZERO WASTE CITIES UNTUK KELOLA SAMPAH DARI KAWASAN

Perwakilan lembaga dari delapan kota dan kabupaten mengaku siap melaksanakan program zero waste di daerah dampingannya masing-masing setelah mengikuti kegiatan Zero Waste Academy. Kota kabupaten tersebut adalah Denpasar, Gresik, Surabaya, Medan, Kepulauan Seribu, Cimahi, Bandung, dan Kabupaten Bandung.
Dari Bali, I Made Murah, S.Sos.MAP (Staf UPTD Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Denpasar) menyatakan bahwa DLHK Kota Denpasar sangat mendukung program Zero Waste Cities karena TPA di kota Denpasar sudah kelebihan beban. Untuk mengatasinya, DLHK telah menunjuk Banjar Tohpati sebagai pilot project dan disana masyarakat akan diajak untuk memilah dari rumah. Anggaran untuk sarana dan prasarana telah disiapkan juga untuk program ini.
I Made Murah, S.Sos.MAP
Pernyataan DLHK Denpasar tersebut didukung pernyataan dari perwakilan Gringgo Bali, Ni Kadek Septiari (Community Engagement Officer), bahwa telah ada beberapa aturan pemerintah yang mendukung pelaksanaan program dan di Bali bisa masuk juga lewat aturan (awig-awig) di Desa Adat. 
Ni Kadek Septiari


“Pengelolaan sampah dari kawasan menurut saya tidak bisa ditawar lagi mengingat sampah semakin banyak dan sudah merusak ekosistem. Kami dari PPLH Bali sangat siap menjalankan di Denpasar dan LSM cukup kuat termasuk desa dan kepala dusun. Sarana dan prasarana tidak menjadi kendala”, menurut Catur Yudha Hariani, Direktur PPLH Bali.
Catur Yudha Hariani
Menambahkan pernyataan perwakilan dari Bali, Fajar Lukman Hakim (GIS and Community Development Officer, Gringgo) berkata bahwa kondisi dan data profil desa pilotnya sudah ada. Namun perlu dimatangkan lagi petugas lapangan untuk melakukan edukasi.
Fajar Lukman Hakim


Perwakilan dari Gresik mengenai kesiapannya menjalankan program Zero Waste Cities dilontarkan oleh Tonis Afrianto Kesekretariatan Ecoton, bahwa selama ini masyarakat membuang sampah secara tercampur dari rumah dan dipilah secara terpusat di TPS 3R. “Melalui program Zero Waste Cities kami akan berupaya untuk mengajak masyarakat untuk memilah sampah sumbernya.”
Tonis Afrianto
Pernyataan tersebut didukung oleh Bagus Ahmad Syihabul Millah, Kasie Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik, yang menyatakan bahwa infrastruktur sampah telah tersedia di desa Wringin Anom mulai dari TPS 3R, petugas kebersihan dan iuran kebersihan. Di desa tersebut juga telah tersedia Perdes yang dapat mendukung pelaksanaan pengelolaan sampah dari kawasan.
Bagus Ahmad Syihabul Millah

Perwakilan dari Medan, Dana Prima Tarigan, Direktur Eksekutif Walhi Sumut, menyatakan bahwa untuk program Zero Waste Cities, banyak potensi tenaga dari relawan (NGO) yang sudah bersedia mendukung program pengelolaan sampah dari kawasan. Namun dibutuhkan ‘jendral’ yang dapat menjadi leader dari program ini dan sebaiknya walikota.
Dana Prima Tarigan

Menurut Muhammad Yamin Daulay SE, Staf Bidang Operasional Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan untuk memulai program Zero Waste Cities, perlu dicari kawasan yang lebih siap untuk menerima sebagai percontohan pengelolaan sampah dari kawasan.
Muhammad Yamin Daulay, SE

Selain mengikuti praktek tahapan-tahapan dalam program Zero Waste Cities, peserta juga akan bertemu dengan Walikota Bandung, Oded Muhammad Danial, hari Senin 8 Juli 2019 di Balai Kota Bandung pukul 13:00 WIB. Pertemuan tersebut bertujuan untuk memperlihatkan pentingnya kerjasama dan dukungan pemerintah kota untuk menjalankan program Zero Waste Cities. Di Bandung program ini dikenal dengan Program Kang Pisman atau Kawasan Bebas Sampah (KBS).
Tentang Zero Waste Academy dan Program Zero Waste Cities
Bandung menjadi kota keempat yang menyelenggarakan Zero Waste Academy. Kegiatan serupa sudah dilaksanakan sebelumnya di Filipina dan Vietnam. Zero Waste Academy kali ini merupakan kerjasama GAIA (Global Alliance and Incinerator Alternatives) dan YPBB, didanai oleh USAID. Kegiatan ini berisi penjelasan dan praktek langsung mengenai tahapan-tahapan  dalam program Zero Waste Cities. Rangkaian kegiatan Zero Waste Academy berlangsung dari tanggal 29 Juni - 9 Juli 2019 di Kota Bandung dan Cimahi.
Lembaga-lembaga yang menjadi peserta rangkaian kegiatan Zero Waste Academy adalah Ecoton (Gresik), PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Bali, Walhi Sumatera Utara (Medan), Divers Clean Action (Kepulauan Seribu), Walhi Jawa Timur (Surabaya), dan Gringgo (Bali). Serta perwakilan dinas yang terkait pengelolaan sampah dari kota kabupaten di atas. 
Zero Waste Cities adalah program pengembangan model pengelolaan sampah berwawasan lingkungan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi di kawasan pemukiman. Program Zero Waste Cities diinisiasi oleh Mother Earth Foundation di Filipina. YPBB telah mereplikasi dan menyesuaikan dengan kondisi di wilayah masing-masing sejak tahun 2017 di tiga kota, yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung. Tahun 2019 program Zero Waste Cities akan menambah lingkup kotanya ke Denpasar, dan Surabaya yang akan dijalankan oleh Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) serta Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton).
Program ini bertujuan untuk mengurangi beban pengelolaan sampah di tingkat Kota/ Kabupaten. Bila diterapkan dalam skala luas, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota/ Kabupaten, program ini diharapkan dapat membantu Kota/Kabupaten dalam mencapai target pengurangan sampah yang diamanatkan dalam Kebijakan Strategis Pengelolaan Sampah Nasional tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
YPBB adalah organisasi non-profit profesional berlokasi di Kota Bandung yang konsisten dalam mempromosikan dan mempraktekkan pola hidup selaras alam untuk mencapai kualitas hidup yang baik dan berkelanjutan bagi masyarakat. 


CP ZWA: Anilawati Nurwakhidin
Koordinator Zero Waste Academy - 081320375404

Link foto kegiatan: bit.ly/ZWAIndonesia2019_foto


AGENDA ZERO WASTE ACADEMY

Hari/ Tanggal
Hari Ke
Kegiatan/ Tema
Sabtu, 29 Juni 2019
0
Hari kedatangan peserta & Welcome Dinner
Minggu, 30 Juni 2019
1
Pembukaan, perkenalan peserta & orientasi pelatihan 
Senin, 1 Juli 2019
2
Tahapan Zero Waste Cities: Profiling
Selasa, 2 Juli 2019
3
Tahapan Zero Waste Cities: WACS & WABA 
Rabu, 3 Juli 2019
4
Tahapan Zero Waste Cities: APP 
Kamis, 4 Juli 2019
5
Desain Sistem Pengelolaan Sampah 
Jumat, 5 Juli 2019
6
Tahapan Zero Waste Cities: Konsultasi Sistem & Training
Sabtu, 6 Juli 2019
7
Tahapan Zero Waste Cities: DTDE (Door to Door Education)
Minggu, 7 Juli 2019
8
Tahapan Zero Waste Cities: DTDC (Door to Door Collection)
Senin, 8 Juli 2019
9
Pertemuan dengan Walikota Bandung
Selasa, 9 Juli 2019
10
Rencana Aksi, Evaluasi & Farewell Dinner

Riset Timbulan Sampah di Kelurahan Lebak Gede

Waste Analysis and Characterization Study (WACS) atau yang biasa dikenal dengan Studi Komposisi dan Karakteristik Timbulan Sampah yaitu studi yang mengidentifikasi jenis sampah yang dihasilkan di kawasan pemukiman (rumah tangga), dengan sasaran untuk mengetahui jenis sampah apa saja yang perlu ditangani timbulannya. Dan Brand Audit atau biasa dikenal dengan audit merek sampah yang dihasilkan ini merupakan bagian dari WACS.

Kegiatan ini telah dilakukan selama 8 hari berturut-turut di Kelurahan Lebak Gede dari tanggal 25 Juni 2019 hingga 02 Juli 2019. Untuk kegiatan ini, kami mengambil sampel dari 70 kepala keluarga yang berada di wilayah RW 01 dan RW 07 Kelurahan Lebak Gede.

Pada kegiatan ini, YPBB meminjam lokasi UPT Unpad yang digunakan sebagai lokasi kegiatan pemilahan sampah yang telah diambil dari 70 kepala keluarga. Sampah dari responden ini kemudian dipilah kembali menjadi 85 jenis. 

Kegiatan WACS dan WABA ini sudah 5 kali YPBB lakukan, yaitu di kelurahan Sukaluyu, Kelurahan Babakan Sari, Soreang, Cimahi dan Kelurahan Gempol Sari. 

Data kegiatan ini nantinya akan digunakan untuk mendorong peningkatan kinerja pengurangan sampah dan akan digunakan untuk membuat sistem pengelolaan sampah yang sesuai dengan wilayah Kelurahan Lebak Gede.

Kegiatan ini bisa terlaksana berkat bantuan berbagai pihak yaitu 
1.UPT Unpad yang telah bersedia memberikan tempat untuk pelaksanaan kegiatan

2.Relawan yang tanpa lelah dan dengan ceria membantu YPBB dalam proses WACS dan WABA ini 

3.Masyarakat RW 01 dan RW 07 Lebak Gede yang sudah bersedia menjadi responden untuk kegiatan ini.


YPBB mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan pada pelaksanaan kegiatan WACS dan WABA di Kelurahan Lebak Gede ini. Semoga kegiatan ini bisa menjadi awal dari proses pengelolaan sampah yang lebih baik.

Untuk lebih lengkap terkait dengan kegiatan ini bisa mengunduh press release di sini