Reportase MARKINON Trashed

Liputan ini ditulis oleh Mayang Rahayu (Relawan Reporter MARKINON Film Trashed, 17 Januari 2014)

Masyarakat dalam suatu ruang, umumnya telah mengetahui betapa masalah sampah adalah masalah bersama. Padahal sampah-sampah itu dibuang oleh pribadi masing-masing, namun berakibat kepada masyarakat luas. Film Trashed, sangat menggugah kesadran masyarakat untuk bergerak menangani masalah-masalah sampah dari skala terkecil: diri sendiri.


Kegiatan Markinon (Mari Kita Nonton) adalah kegiatan yang dihidupkan kembali setelah dua tahun mati suri oleh Urban Center YPBB, Bandung. Seperti pengalaman orang-orang yang telah mengalami mati suri, biasanya kualitas hidup setelah dibangkitkan kembali menjadi lebih baik dan kuat, begitu pula dengan kegiatan yang diadakan pada hari Jumat, 17 Januari 2014. Pembukaan kegiatan dimulai pada pukul 16.00 WIB. Acara dibuka oleh Ami, pda awalnya kegiatan direncanakan pukul 15.30 WIB, namun hari hujan yang mempengaruhi perjalanan para penonton menyebabkan acara dimulai terlambat setengah jam.


Film Trashed, menceritakan tentang masalah sampah yang begitu kompleks. Masalah politik sangat erat hubungannya dengan pengelolaan dan pengolahan sampah di masyarakat. Banyak Negara yang memiliki keseriusan penuh dengan segala macam ‘kecelakaan’ akibat masalah persampahan. Suatu Pemerintahan Negara dengan Kementrian Lingkungan Hidup masing-masing bekerjasama mencari solusi permasalahan bagaimana agar sampah dapat berguna kembali. Menjadikan sampah-sampah biodegradable menjadi kompos, bio gas, mendaur ulang sampah, dan menjadikan sampah sumber energi listrik. Tidak semua penggunaan sampah berjalan mulus, insenerator contohnya banyak menimbulkan keresahan masyarakat akibat kebocoran. Bahan berbahaya yang menyebar ke udara adalah Dioksin. Paling mengherankan, ketika Perancis memiliki masalah rumit mengenai penyebaran dioksin akibat insenerator. Sektor pertanian, peternakan, air, dan udara tercemar bahan berbahaya hingga pernah ada suatu kasus dimana 24 warga dari 80 warga terkena kanker. Namun di tengah kebingungan ini, pemerintah Negara bagian tersebut, malah menganggap hal ini bukan tanggung jawab Pemerintah karena data yang kurang akurat mengenai bahan-bahan paparan Karsinogenik. Selain itu, generasi-generasi di Vietnam menjadi bukti paparan dioksin akan merusak generasi 20-30 tahun berikutnya. Cacat bawaan lahir banyak terjadi akibat penyemprotan dioksin oleh pasukan Amerika Serikat.

Masalah lainnya adalah mengenai sampah-sampah tidak terurai. Sampah plastik memenuhi samudera-samudera dunia. Bahan-bahan beracun berbahaya mudah diuraikan plastic ketika berada di dalam air asin, racun ini masuk dalam rantai makanan mulai dari skala terkecil biota laut yaitu zooplankton. Kemudian zooplankton ini dimakan oleh biota-biota laut lainnya hingga puncak rantai makanan, menyebabkan ikan-ikan terpapar racun, ada yang bertahan hidup tapi membawa racun, ada pula yang mati. Begitu juga sampah yang sering diabaikan, yaitu buangan puntung rokok, yang berfungsi menahan tar ketika rokok dihisap. Jika puntung rokok terkena air akan menyebarkan cadmium dan arsenik. Kedua bahan tersebut akan sangat berbahaya bagi biota-biota laut dan juga pencemaran air laut. Maka dari itu, ahli menciptakan plastik dengan campuran bahan-bahan bakteri yang mudah terurai

Negara-negara di dunia terus berusaha mengatasi masalah ini, dengan membangun kesadaran masyaakat negaranya dan mengolah sampah dari skala kecil, yaitu skala komunitas. Di Inggris misalnya, komunitas penjara dibekali keterampilan membuat kompos.

Sebagai penutup acara, diskusi diadakan sebagai feedback dari acara yang mempunyai tujuan agar masyarakat memahami, jika sampah yang manusia buang akan mempengaruhi seluruh perikehidupan di bumi. Untuk itu, perlu penggugahan kesadaran memulai pola hidup yang meminimalisir sampah terbuang, mengolahnya sendiri, dan saling mengingatkan satu sama lain sebagai tindakan edukasi yang lebih mengarah pada tindakan berbagi. Di Bandung sendiri, masyarakat harus sadar kemunduran inovasi lingkungan dibandingkan Negara-negara lain. Bayangkan, ketika Perancis telah membangunnya dan sampai pada tahap dampak lingkungan, Bandung masih berkutat dengan kontroversi. Agaknya perlu membuat masyarakat kritis ketika ada yang akan dibangun di dalam ruangnya. Akhir kata, kegiatan Markinon edisi film Trashed ini sangat menggugah hati untuk sama-sama menyelesaikan masalah dari hal terkecil, yaitu diri sendiri, dan kekuatan sinergi masyarakat sebagai kekuatan tertinggi dalam pergerakan di Indonesia.