Bandung Eco-Creative Fest-Fair 2010


Dalam rangka menyambut 200 tahun hari jadi kota Bandung, pemerintah kota Bandung bekerjasama dengan Universitas Padjajaran, Global Environment Centre (GEC) Jepang dan United Nations Environtment Program (UNEP) menggelar Bandung Eco-Creative Fest-Fair dengan mengusung 3R (Reduce-Reuse-Recycle) sebagai tema penyelenggaraan. Acara yang berlangsung tanggal 21-22 September 2010 ini dibuka secara resmi oleh Walikota Bandung Dada Rosada, ditandai oleh pengguntingan pita, pelepasan ikan, burung serta penanaman pohon di taman Dewi Sartika. Eco-Creative Fest-Fair adalah salah satu upaya pemerintah kota guna menggalakan gerakan peduli lingkungan dan wahana sosialisasi program mewujudkan kota Bandung sebagai kota berwawasan lingkungan (Eco-Town), dengan diisi oleh berbagai macam kegiatan seperti pameran, workshop dan hiburan. Program Eco-town sendiri merupakan tindak lanjut dari terpilihnya kota Bandung pada tahun 2009 sebagai salah satu kota percontohan dalam merespons isu dan permasalahan lingkungan di kawasan Asia Pasifik selain kota Penang (Malaysia) dan Senyang (Cina).
Workshop
Selain pameran, pada Eco Creative Fair and Festival ini diadakan pula workshop mengenai program Eco-Town yang bertempat di Audiotorium Rosada. Sesi pertama workshop di mulai pukul 10.00 WIB, dengan materi mengupas konsep eco-town dengan menampilkan pembicara dari GEC yaitu Hiromu Takata dan Hari Srinivas (UNEP). Dilanjutkan dengan pemaparan mengenai inisiatif sektor swasta dan pemerintah daerah di Jepang mengenai perkembangan program yang diwakili oleh Makoto Fujita (GEC), serta sekilas aplikasi teknologi lingkungan dengan pembicara Michikazu Kojima dari JETRO, sebuah pusat kajian ekonomi negara berkembang di Jepang. Giliran berikutnya diisi oleh pembicara dari perwakilan Kementrian Lingkungan Hidup R.I yang menjelaskan secara singkat mengenai prakarsa kebijakan pemerintah mengenai pengembangan konsep eco-town di Indonesia, kemudian perwakilan dari Kota Penang, Malaysia yang telah menerapkan kebijakan program serupa sejak 2006.













Pada sesi kedua workshop, giliran perwakilan dinas / instansi pemerintahan daerah serta swasta guna memaparkan inisiatif mereka dalam merespons isu berbasis lingkungan. Diawali oleh BPLHD provinsi Jabar, Pemkot Bandung dan Surabaya. Kemudian secara bergantian perwakilan dari pihak swasta yaitu PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi), PT. Indonesia Toray Synthetics, PT. Mukti Mandiri Lestari merepresentasikan visi misi, kebijakan dan aktivitas mereka. Kesempatan terakhir diberikan kepada Rohadjie Tri Wahyono yang merupakan kordinator gerakan Bandung Green and Clean bertindak mewakili inisiatif swadaya masyarakat.

Pameran
Mengambil tempat di area parkir timur dan barat balaikota Bandung jalan Wastukencana, pameran dalam Eco-Creative Fest-Fair ini diikuti oleh berbagai perwakilan elemen masyarakat, seperti pemerintahan (BPLH Kota Bandung, BPLHD Prov. Jabar); swasta (PT.Tetra Pak, PT. Mukti Mandiri Lestari, PT.Micro Wind); sekolah (SMAN 15 Bandung, SMPN 7 Bandung, SMKN 7 Bandung); industri rumah tangga (Hesqiva Glass Decorative Senikir, Banana Paper); komunitas dan inisiatif warga kota Bandung peduli lingkungan (RW.04 Ciroyom Andir, Green Citarum, RW.04 Ciroyom Andir) dan masih banyak lainnya. Tercatat 42 partisipan turut menyemarakan pameran ini, dengan macam-macam aktivitasnya seperti promosi kegiatan-kegiatan bertemakan lingkungan, inovasi teknologi pengolahan limbah ramah lingkungan, kreativitas pemanfaatan sampah menjadi komoditi bernilai ekonomi, demonstrasi daur ulang kertas, manual instruksi pembuatan takakura dan masih banyak lagi. Menurut keterangan salah satu partisipan dari sektor swasta, event semacam ini sangat berguna sebagai tempat berpromosi, bertemu, berkomunikasi dan berbagi pengetahuan mengenai isu lingkungan yang tengah berkembang di masyarakat.














Di samping mendapatkan informasi mengenai kegiatan dan produk, para pengunjung juga berkesempatan melakukan uji emisi kendaraan secara gratis yang difasilitasi oleh dinas Departemen Perhubungan, namun sayangnya kurang mendapat animo dari masyarakat. Hal ini terlihat dari minimnya jumlah pemilik kendaraan yang memeriksakan kendaraannya. Di sudut lain, BPLHD provinsi Jabar memperkenalkan Green Mobile, sebuah sarana promosi dan penyuluhan gerakan peduli lingkungan yang dapat berpindah tempat menyerupai OB Van radio.

Tepat di seberang booth pameran sebelah timur, terdapat sebuah tenda yang diperuntukan untuk hiburan berupa penampilan akustik dari perwakilan kampus UNPAD dan angklung performance dari SMAN 3. Karena diadakan pada hari dan jam kerja pengunjung acara ini didominasi oleh para pegawai dilingkungan pemerintahan kota dan siswa-siswi dari sekolah dasar maupun menengah yang terletak tidak jauh dari tempat penyelenggaraan. Di hari kedua penyelenggaraan, para peserta pameran nampak harus membereskan peralatan dan perlengkapan mereka lebih awal, karena hujan yang turun deras mengakibatkan kebocoran di hampir semua tenda booth.
   Sekilas yang patut menjadi perhatian kita bersama adalah tingkat kunjungan pada acara ini tidak berbanding lurus dengan tingkat kepedulian masyarakat Bandung secara umum terhadap isu dan permasalahan lingkungan. Namun tidak ada salahnya bila pemerintah selaku regulator maupun fasilitator memperluas kesempatan dan lebih aktif mempersuasi masyarakat sebagai stockholder kota Bandung untuk berpartisipasi untuk mewujudkan visi kota yang berwawasan lingkungan dalam kegiatan semacam Eco-Creative Fest-Fair ini. Sehingga apa yang telah dirintis oleh kita semua tidak hanya menjadi angin lalu dan slogan semata. (DI)

No comments:

Post a Comment