Berikut adalah tulisan dari relawan, Begi Tapratiwi, tentang Kereta Kota Bulan Juli yang lalu...cerita ini dikopi dari notes-nya Begi di FB. bagi para pembaca dan relawan yang ingin menyumbangkan tulisan mengenai kegiatan YPBB..silahkan kirim ke YPBB (ypbb@ypbb.or.id)
Udara segar, keragaman tempat belanja busana yang up to date, uniknya macam-macam kuliner, hingga tempat hiburannya yang cozy menjadikan Kota Bandung paling diminati wisatawan. Di akhir pekan, tak
hanya wisatawan lokal, pelancong nasional hingga mancanegara pun menyerbu sang Parisj van Java.
Tak terkecuali fenomena pasar tumpah mingguan yang menggurita di Bandung. Pasar tumpah ini terselenggara di hari Ahad tiap pekannya. Kawasan Gedung Sate adalah salah satu contohnya. Pedagang kaki lima (PKL) kerap menjadikan kawasan tersebut tempatnya menggelar lapak, hingga seringkali menyerobot badan jalan.
Dengan jumlah kunjungan yang bertambah, kawasan tersebut makin ramai didesaki PKL. Taman Lansia, jalan Cilaki yang bertetangga dengan Gedung Sate pun, kini telah menjadi lautan PKL.
Namun, Ahad itu, terdapat suasana berbeda dibanding deretan PKL yang berebut lapak. Stan tersebut tak kalah ramai dikelilingi beberapa orang yang sedang rehat olah raga di taman itu. Ternyata, stan itu milik Zero-waste Community (Komunitas Nol Sampah) Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB).
Terlihat seorang anak sedang mengikuti games yang disediakan YPBB, keluarga lainnya memperhatikan panitia membuat lubang biopori, dan penggunaan takakura. Mereka tidak sedang berjualan, melainkan berbagi informasi tentang hal-hal kecil yang berarti bagi lingkungan hidup saat ini.
Dalam games misalnya, peserta diwajibkan menjawab pertanyaan untuk melanjutkan perjalannya yang mirip dengan permainan ular tangga. Isi dari pertanyaan yang diajukan bertujuan mengukur pengetahuan peserta tentang apa-apa yang dilakukannya sudah bermanfaat ataukah masih merusak lingkungan?
Sedangkan dalam pembuatan lubang biopori, dijelaskan oleh YPBB, lubang ini berfungsi sebagai pengumpul air dan komposter. Komposter lainnya yang dikenalkan YPBB ialah takakura. Takakura merupakan pengolah sampah menjadi kompos yang diperuntukkan bagi sampah rumah tangga.
Anilawati Nurwakhidin, Humas YPBB mengatakan, “Kegiatan ini diselenggarakan YPBB sebagai komitmen untuk ambil bagian dalam perubahan lingkungan Kota Bandung ke arah yang lebih baik.” Anil dan pihaknya, menamakan kegiatan ini Kegiatan Rekreasi dan Edukasi di Taman Kota (Kereta Kota). “Kita memilih Taman Lansia ini, sebagai upaya pengembalian fungsi taman sebagai sarana rekreasi dan edukasi,” tambahnya.
Salah satu peserta Kereta Kota, Gita, mengaku sering mengikuti kegiatan yang disuguhkan YPBB. Sebelum Kereta Kota, dia sempat ikut nonton bareng dan pertemuan Komunitas Nol Sampah.
Dalam kegiatan YPBB tersebut, kata Gita, selalu dihadiri oleh berbagai kalangan yang terpisah secara geografis, namun memiliki masalah lingkungan yang sama di Kota Bandung. ”Dari pertemuan komunitas, kita dapat berbagi soal lingkungan hidup di rumah masing-masing,” katanya lagi. Lain halnya dengan kegiatan nonton bareng, ”Peserta diajak menonton sebuah film bertemakan kerusakan lingkungan dan solusinya,” tambah Gita.
Semoga dengan keberadaan Stan YPBB di tengah-tengah PKL, dapat memulihkan fungsi fasilitas umum dan sosial masyarakat yang sudah semakin semerawut.
sebagai informasi, artikel ini dimuat juga di republika versi cetak, tapi memang tidak ada versi onlinenya.
ReplyDeletemkasi ya begie :)