Sunday with GITSA, jalan-jalan sambil mengenali lingkungan


Minggu, 27 Jan 2008 YPBB mengadakan acara berjudul Sunday with Gitsa bertempat di sekitar kampus ITB. Acara diikuti oleh sekitar 72 murid SMP yang berasal dari SMPN 1 Lembang, SMP Ign. Slamet Riyadi dan SMPN 11 Bandung. GITSA (Giat Sahabat Alam) merupakan kegiatan ekstrakulikuler yang didampingin YPBB dan merupakan bagian dari ekstrakulikuler yang sudah ada sebelumnya (Klub Sains). Acara ini bertujuan agar anggota GITSA dapat membangun kebersamaan untuk bermain sambil belajar di alam. 

Mengenalkan Burung di Taman Ganesha
Acara di pagi hari dimulai dengan pendampingan oleh kakak-kakak dari BICONS (Bird Conservation Society). Pertama-tama peserta diajarkan bagaimana menjadi seorang birdwatcher. Berbagai burung yang dapat dilihat adalah Jalak Putih (Sturnus melanopterus), Betet (Psittacula alexandri), Serendit Jawa (Loriculus pusillus), Punai Penganten (Treron griseiclaude), Caladi Ulam (Dendrocopus macei) dan lain lain. Di sini peserta mendapat berbagai pengalaman baru dengan mengenal berbagai jenis burung yang hidup di pohon-pohon taman kota. 

Menyusuri Perjalanan Sampah ITB
Peserta juga diajak mengenal perjalanan sampah dari mulai sumber sampah yaitu kampus ITB hingga PPS (Pusat Pengolahan Sampah) yang ada di Sabuga (Sasana Budaya Ganesha). Peserta diajak berpikir kritis bagaimana membuang sampah yang baik dan benar karena tempat sampah yang ada telah terpisah dan tersebar merata di kampus ITB. Pusat pengelolaan sampah ITB mengolah sampah berdasarkan jenisnya, sampah organik digiling kemudian diolah menjadi kompos dan menggunakan metoda open windrow. Sampah anorganik dipisahkan menjadi sampah yang bisa dijual dan sampah yang tidak bisa dijual. Sampah yang bisa dijual seperti botol plastik bekas, kertas-bekas, kardus dan koran dikumpulkan oleh petugas PPS selama seminggu hingga diambil oleh penyalur barang bekas sedangkan sampah yang tidak bisa dijual seperti styrofoam dan plastik-plastik makanan ringan dibakar di dalam insenerator. Peserta diajak berpikir kritis dengan melihat asap insenerator yang berwarna abu kehitam-hitaman (mengandung dioksin - racun) akibat proses pembakaran yang tidak sempurna karena mesin insenerator yang rusak. 

Uniknya pegawai PPS tidak kehabisan akal, abu sisa pembakaran dicampur dengan semen untuk dimanfaatkan menjadi pot tanaman, lantai batu serta batako. Produk lain yang biasa dijual oleh pegawai PPS adalah berbagai tanaman yang berasal dari sampah hasil penataan taman. Melalui kompos yang dibuat dari sampah organik, petugas PPS 'mengobati' tanaman yang kurang sehat hingga layak dijual. Terakhir, peserta diajak melihat kompos yang sudah dikemas dan siap dijual dengan harga yang terjangkau.

1 comment:

  1. Semua pihak Jajaran Pemkot Depok Dan Para pengambil Kebijakan, Seputar Kota depok. Sy Adalah Peneliti, inovasi.

    Ada Satu Dinding birokrasi yg sulit Sy tembus Karena Butuh Waktu.
    Di Satu sisi Sy sering membaca Dan melihat Di media elektronik Dan Cetak Tentang Betapa Kebingungan Banyak orang Terhadap Sampah.

    Namun disisi Lain Sy Punya Konsep Yg Jadi Solusi Untuk Semua Itu. Ini Konsep Besar, Konsep Penyelamatan Bumi Dari Sampah Bukan Untuk Kota Depok Saja, Tapi Jakarta, Indonesia Bahkan Dunia. Tapi Mau saya mulai Dari kota Kelahiran Saya.

    Sosialisasi dan pengetahuan ling Birokrasi, Cukup menghalangi Maksud Dan tujuan ini
    Sy Ingim Mengemukakan Semua Pihak Untuk Membicarakan Gagasan ini Untuk Di Terapkan. Di Kota depok Terlebih Dahulu. Setelah itu Kota kota Lain Di indonesia.
    Sy memiliki Prototype Mesin Pemusnah Sampah .

    GEEN BURNING. Dengan Konsep eco waste fuel

    Pemasangan mesin ini Dapat diterapkan Di setiap Kecamatan / kelurahan/ TPS.

    1. Hal yg Paling Signifikan Mesin Ini Tidak membutuhkan TPA.

    2. Tidak Butuh alat berat.

    3. Armada truk sampah Hanya dibutuhkan 30% saja

    4. Pemangkasan Rute Dan Biaya operasional truk Pengangkutan ke TPA akan Di Hapuskan 70%

    5. Sangat Baik Untuk Dimiliki Oleh pengelola perumahan. maal, Pabrik, pusat belanja.

    6. Meng akhiri polemik Pro Dan Kontra tntng TPA

    7. Dana 240 Miliar Memperihatinkan Bagi saya. Untuk Di Jadikan TPS, Namun Akhirnya Tetap dibutuhkan TPA. Pada Point 1

    8. Cukup 150 Miliar Dalam 1 Tahun TPA cipayung Dijami Gak Dikirimi lagi Sampah Rumah Tangga

    9. Alat ini Sy Jual / unit, Tidak Berdasarkan Kontrak, Atau proyek Pemda. Jika Adayang Butuh Maka Akan Sy Pasangkan Alat sbt. Di tempat Yg Di kehendaki

    10. Tidak butuh Keahlian Khusus Untuk mengoperasikan Aalat ini, Cukup 3 hari Melakukan Training Pengoperasian Untuk Semua Kalangan.

    Masyarakan Gak perlu Lagi khwatir Tentang Sampah

    Masih Banyak Keunggulan Alat ini,

    Sangat Mencengangkan. Spt Dapat menghasilkan Minyak Eco fuel, Pupuk, Logam Logam, Yg Dapat Di jual. dll
    untuk Menjelaskan Lebih Detil Dan Spesifik
    Saya Siap melakukan Pertemuan Dan Lobi Lobi Ke pada Semua Pihak Untuk Melakukan Presentasi, tentang Konsep Yg sy Miliki.

    Facebook Fauzi Manerow
    081574199023. 021 93412175.-

    ReplyDelete